Minggu, 04 Juni 2017

Biografi Wahyudi


   

     
     Wahyudi atau lebih yang dikenal dengan sebutan Yudi, dia merupakan keturunan dari keluarga yang biasa. Ia dilahirkan  pada tanggal 13 September 1969 oleh ibunya yang bernama Madinah dan ayahnya yang bernama Ahmad Surat. Yudi merupakan anak ketiga dari delapan saudara. Satu hal yang diwariskan oleh keluarganya adalah kerja keras.
     Waktu kecil ia tidak tinggal dengan keluarganya melainkan dengan kakaknya yang bekerja di Wonosobo.     Umur tujuh tahun ia pindah ke Magelang dan menempuh pendidikan di SDN Candimulyo. Ia tidak pernah malas belajar, tetapi saat kelas IV SD ia mengalami kecelakaan jatuh dari pohon yang menyebabkan ia tidak sekolah beberapa bulan. Akhirnya, ia tidak naik kelas dan tetap melajutkan sekolahnya di SDN Nabin.
     Saat umur 13 tahun, ia lulus dari SD. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke SMPN 1 Candimulyo. Saat SMP, ia terkenal dengan kepintarannya dalam bidang matematika. Sehingga ia sering mengajari temannya yang tidak mengerti berhitung. Sepulang sekolah ia membantu orang tuanya bertani di sawah milik ayahnya. Setelah ia lulus SMP, ia tidak melanjutkan pendidikannya ke SMA.
     Lulus SMP ia diajak kakaknya ke Wonosobo, kakaknya mencarikan pekerjaan untuk mendaftar sebagai PNS. Namun sayangnya ia tidak diterima sebagai PNS. Akhirnya dengan persetujuan kakaknya ia pindah ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Pada tahun 1987, ia mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan di PT Pertamina.         Beberpa tahun kemudian, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Rasini. Rasini merupakan salah satu teman Yudi waktu SMP dan tetangganya di Desa Tempursari.
   Pada tahun 1996, mereka pun menikah. Setahun kemudian mereka dikarunia seorang putra yang bernama Yogi Alfian. Setelah Rasini melahirkan, Wahyudi dan Rasini tetap kembali ke Jakarta. Yogi saat itu, diurus oleh neneknya. Tahun 1998, saudara kandung Wahyudi meninggal karena penyakit saraf. Hal ini menyebabkan ia harus kembali ke kampung halamannya. Dua hari setelah kembali, ternyata ia dipecat karena pulan tanpa izin. Ia pun dengan hati pasrah meninggalkan istri tercintanya di Tangerang untuk kembali ke kampung.
Wahyudi atau lebih yang dikenal dengan sebutan Yudi, dia merupakan keturunan dari keluarga yang biasa. Ia dilahirkan  pada tanggal 13 September 1969 oleh ibunya yang bernama Madinah dan ayahnya yang bernama Ahmad Surat. Yudi merupakan anak ketiga dari delapan saudara. Satu hal yang diwariskan oleh keluarganya adalah kerja keras. 
     Waktu kecil ia tidak tinggal dengan keluarganya melainkan dengan kakaknya yang bekerja di Wonosobo. Umur tujuh tahun ia pindah ke Magelang dan menempuh pendidikan di SDN Candimulyo. Ia tidak pernah malas belajar, tetapi saat kelas IV SD ia mengalami kecelakaan jatuh dari pohon yang menyebabkan ia tidak sekolah beberapa bulan. Akhirnya, ia tidak naik kelas dan tetap melajutkan sekolahnya di SDN Nabin.
     Saat umur 13 tahun, ia lulus dari SD. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke SMPN 1 Candimulyo. Saat SMP, ia terkenal dengan kepintarannya dalam bidang matematika. Sehingga ia sering mengajari temannya yang tidak mengerti berhitung. Sepulang sekolah ia membantu orang tuanya bertani di sawah milik ayahnya. Setelah ia lulus SMP, ia tidak melanjutkan pendidikannya ke SMA.
Lulus SMP ia diajak kakaknya ke Wonosobo, kakaknya mencarikan pekerjaan untuk mendaftar sebagai PNS. Namun sayangnya ia tidak diterima sebagai PNS. Akhirnya dengan persetujuan kakaknya ia pindah ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Pada tahun 1987, ia mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan di PT Pertamina. Beberpa tahun kemudian, ia bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Rasini. Rasini merupakan salah satu teman Yudi waktu SMP dan tetangganya di Desa Tempursari.
     Pada tahun 1996, mereka pun menikah. Setahun kemudian mereka dikarunia seorang putra yang bernama Yogi Alfian. Setelah Rasini melahirkan, Wahyudi dan Rasini tetap kembali ke Jakarta. Yogi saat itu, diurus oleh neneknya. Tahun 1998, saudara kandung Wahyudi meninggal karena penyakit saraf. Hal ini menyebabkan ia harus kembali ke kampung halamannya. Dua hari setelah kembali, ternyata ia dipecat karena pulan tanpa izin. Ia pun dengan hati pasrah meninggalkan istri tercintanya di Tangerang untuk kembali ke kampung. 
     Sepulang dari Jakarta, ia melanjutkan pendidikan SMA sambil bekerja sebagai petani. Tahun 1999 ia lulus SMA dengan nilai yang baik. Kemudian ia memberanikan diri untuk mendaftar sebagi PNS. Ternyata ia diterima sebagai PNS. Mendengar hal itu istrinya mengundurkan diri sebagai karyawan dan kembali ke kampung. Saat itulah keluarga Wahyudi kembali utuh. Satu tahun kemudian mereka dikaruniai anak kedua yang bernama Laila Nur Afidati. Mulai dari saat itulah Wahyudi meneruskan hidupnya sampai sekarang. Untuk mencukupi setiap kebutuhan yang ada, Wahyudi tetap menggeluti dunia pertanian sampai sekarang.  
     

1 komentar:

  1. Terima kasih. Sebenarnya bagus, runtut teks Anda. Sayang, saya harus "mentheleng" kalau harus mengatamkan bacaann ini.

    BalasHapus